Ya, ada apa... ya?
Subhanallah... saya ingin menulis tentang pohon kelapa, karena tadi saya melihat gambar pohon kelapa yang ada di sajadah.
Ia begitu banyak memberi manfaat, mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buahnya... wah, tak bisa saya sebutkan apa saja manfaatnya, karena hal ini sudah banyak yang mengetahui.
Lha, yang mo saya tulis itu mengenai apa, tho?
Ya, saya jadi banyak melihat diri saya sendiri. Sudahkah saya demikian adanya?
Telinga saya bermanfaat untuk mendengar yang baik-baik saja...
Mulut saya bermanfaat untuk berkata yang baik-baik saja...
Mata saya bermanfaat untuk melihat yang baik-baik saja...
Tangan dan kaki saya dan yang lainnya...
Duh, saya jadi merinding mengingat hal ini semua...
Mungkin saja ‘kan bahwa saya masih melakukan hal-hal yang tidak baik. Karena setiap waktu yang terlewati, kesalahan itu selalu bertambah, kesalahan yang disengaja maupun tidak – meski sedikit atau banyak, tetaplah ada...
Alangkah sedihnya jika catatan kehidupan saya lebih banyak yang tidak baik dan tidak bermanfaat...
Dan memang tiada lain, bahwa diri harus terus melakukan perbaikan dari waktu ke waktu.
Sebatang pohon kelapa saja begitu berarti, padahal ia tidak mempunyai akal untuk berpikir dan tidak bisa berteriak jika disakiti manusia – tapi pengorbanannya tulus ikhlas, sungguh tanpa pamrih dan balasan untuk memberi manfaat bagi manusia, dan atau marah karena melihat dan merasakan ulah manusia di sekitarnya.
Meski mungkin ia sering diabaikan dan juga tidak begitu diperhatikan...
Bisa saja jika ia bisa berbicara maka ia pun mulai mereka-reka, “Wah, manusia ini rakus sekali memakai diriku... bahkan tak pernah puas dengan apa yang ada”, lho saya juga jadi dibicarakan tho sama pohon kelapa, hehe...
Ini hanya catatan untuk diri saya sendiri...
Bahwa tak ada waktu untuk berdiam diri dan bermain-main. Bahwa semua akan menjadi persaksian di istana-Nya kelak.
Tuhan dosaku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi...

No comments:
Post a Comment