Saat seorang mualaf bernama Elizabeth (New York City) melepas hijabnya, sesungguhnya hati amat pilu dan merasakan sakit tiada terkira. Di negeri yang minoritas muslim, bukanlah perjuangan yang mudah apalagi bagi mualaf. Karena sulitnya mencari pekerjaan itulah, alasan Elizabeth membuka hijabnya...
Padahal ia sangat indah sekali dengan hijabnya, bahkan dijuluki Maryam yang kembali turun ke bumi (Majalah Alia).
Hal ini tidak pula dialami oleh Elizabeth seorang, bahkan diskriminasi seperti ini masih juga tampak di sana-sini di negeri yang mayoritas muslim. Mereka berbondong-bondong menanggalkan hijab, karena kesulitan kerja... atau belum ada kesungguhan? Wallahu’alamm, hati siapapun tiada sesiapa yang tahu.
Sebelum mendapatkan ijazah dari sekolah maupun universitas, seorang muslimah harus menandatangani perjanjian, bahwa pihak sekolah maupun universitas tidak bertanggung jawab atas foto-foto muslimah yang memakai hijab di ijazahnya.
Aneh!
Aturan Allah sudah sedemikian jelas dalam Al-Qur’an, tapi manusia malah membuat aturan-aturan yang justru malah menjerumuskan diri pada kehinaan dunia wal akhirat.
Seorang ukhti harus tangguh...
Bukan mengangkat alat-alat berat, tetapi harus kuat pada tiap ujian dan jabaran. Menjadi penopang sang pemimpin dan melahirkan generasi-generasi Rabbani serta menjadi madrasah pertama untuk putra-putrinya.
Seorang ukhti juga jangan menutup kepala dengan sedikit kain atau memakai kain dan hijab yang masih menampakkan auratnya...
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Azhab : 59).
Tiada bosan Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an, mungkin malah pada diri ukhti sendirilah yang merasa bosan.
Tak lain karena ini tanda cinta dari-Nya...
Bahwa kita harus saling ingat mengingati dalam kebaikan dan kesabaran. Berniat sungguh karena-Nya, InsyaAllah menyempurnakan perjuangan yang tampak terasa berat.
Melakukan perjuangan karena-Nya, insyaAllah juga penyempurnaan dari niat tersebut.
Lantas mengapa masih saja ragu dan hanya sekedar mengikuti arus yang tidak baik? Padahal janji-Nya adalah pasti...
Ayo, wahai para ukhti fillah...
Tiada masa untuk berpangku tangan. Setiap detik waktu adalah perjuangan. Jangan melewatkan waktu dengan kesia-siaan...
Dan sungguh wahai ukhti...
Cinta-Nya jatuh di hatimu... bukan pada keindahan parasmu...
(Yuk... keep istiqomah wal hamasah, Allahu Akbar...!!).
1 comment:
assalamu'alaikum..
postingannya very inspiring,..
bagus untuk memulai hari.
keep istiqomah sis.
Post a Comment