Thursday, 15 May 2008

Ungkapan hati yang tertuang...

Kemarin pagi saya berangkat kerja, saya melihat persediaan bensin di motor tinggal sedikit, dan saya coba mampir ke POM bensin terdekat… wah tutup, karena bensin habis… lantas berputar arah, dan di POM bensin lain lagi antri panjang…. padahal waktu udah menyegerakan untuk segera berangkat kerja…

Akhirnya saya terus saja pergi bekerja, karena ternyata sampai di sana juga udah terlambat 8 menit…

                                  

Sorenya saya pulang melewati jalan lain, berharap akan menemukan POM bensin yang lapang… lah, ternyata juga antri panjang sekali…

Akhirnya waktu sudah akan maghrib, saya belum juga beli bensin…

Baru setelah ba’da maghrib berangkat dari rumah bensin dah kosong saya beli seliter aja di jalan dulu dan baru meluncur untuk siap-siap antri di POM bensin besar di Karang Anyar… masyaAllah, antrinya lebih panjang…

 

Belum juga antri minyak selesai, sekarang masyarakat juga harus antri bensin...

Selalu menjadi langka setiap akan ada kenaikan BBM, akibatnya masyarakat sering terkecoh... dikira minyak datang, ternyata tidak... jadi harus pulang lagi...

 

Dalam sebuah buku yang saya baca, Nabi SAW bersabda “Sebuah negeri makmur adalah adilnya para pemimpin, kecerdasan para cendekiawan, dermawannya orang kaya, dan do’anya orang miskin.”

 

Mungkin dampak kenaikan ini tidak akan banyak terasa bagi yang kehidupannya sudah mapan, tetapi masyarakat yang justru akan merasakannya...

 

Memang dikategorikan, kemiskinan membuat orang berbuat nekat untuk bisa mencukupi hidupnya... banyak lingkungan yang membuat mereka seperti itu, dan kita bisa merangkulnya untuk menjadi baik bagi masyarakat lain...

(seperti anak-anak jalanan yang rekan-rekan dan saya dekati serta memberikan pengajaran kepada mereka sampai kini...).

 

Dalam kesungguhan, insyaAllah dimudahkan...

 

Sungguh keadilan bukanlah perkara yang hanya ibarat mengayunkan tangan ke depan... tetapi ia meminta kejujuran dan perhatian yang bisa dipercaya...

Dalam sebuah nasihat...

“amanah adalah sesuatu yang paling berat di dunia ini...”

Tak bijakkah semua ini jika kemudian harus mengorbankan semua rakyat tak mampu? Sesungguhnya pengukurannya adalah ketika masyarakat mengetahui yang sebenar bagaimana kebijakan itu berlangsung...

Kemenangan dunia dalam kursi jabatan hanyalah sesaat, tetapi derita rakyat berkepanjangan bahkan bisa lebih dari itu... sepanjang hidupnya...

 

Ini adalah kesekian kalinya kenaikan harga menyangkut pada beberapa barang kebutuhan akibat isu kenaikan BBM yang semakin menanjak...

Sungguh bukan karena membela diri... tetapi berdayakah saya mewakili yang lain untuk seperti ini?

Saya tak dapat membantu mereka...

Saya tak bisa meredam kesedihan mereka...

Sungguh saya tak mampu menatap mereka, jika keadaan ini terus berlarut...

Ada rintihan pada palung terdalam...

 
Dalam undang-undang dasar tertulis...

“orang miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”

Adakah kenyataannya demikian?

Setelah kemenangan diraih... pasti lupa pada sekitarnya, dan berharap kesenangan hidup yang teraih olehnya tidak lekas pergi... naik mobil, tunjangan kesehatan dan pendidikan yang terjamin... dan lain-lain...

Sedangkan orang-orang yang berharap padanya... tetaplah miskin...

 

Kata teman saya, negeri dongeng lebih indah dan damai daripada di negeri nyata... kebahagiaan di sana dinikmati bersama... tak ada sengketa dan juga prahara... tak ada rakyat yang tak sejahtera... semua bersatu menjadi kesatuan indah tidak terpisah... itulah yang seharusnya, bukan...?

 

Maka kesyukuran adalah bentuk yang indah dalam hati...

Menyanding kesabaran yang teredam...

 

Dan di hari ini, banyak yang tidak merasakan kenyamanan karena banyak hal...

Sedang di sisi lain, banyak pesta pora dan kenyamanan yang seharusnya bisa terbagi pada yang tak mampu... tidak untuk menikmatinya sendiri...

2 comments:

Fiqhi Hanief .A said...

Benar, BBM sedang naik..
ada seorang yatim sahabatku, memiliki kebun sawit 2 hektar
dengan naiknya BBM ia berharap pendapatan ibunya bisa bertambah...
krn hanya dari situlah penghasilan ibunya..

Muhammad Darwis said...

Kasihan juga ya mbak......