satu arti...

Seorang teman menitipkan buku, “Untuk bisa manfaat di pustakanya, anti...” begitu pesannya pada saya, saat dia pamitan akan ke Yogya untuk suatu keperluan yang lama.

Ia teman satu kantor dan baru beberapa bulan ini berada di sana, tetapi sama-sama berada di satu harokah... dan membuat saya kagum padanya adalah semangat juangnya yang tiada henti, menyapa setiap orang yang ada di kantor dan tidak lupa untuk mengingatkan sholat tepat waktu.

Ia seorang mualaf, namun semua yang berlaku padanya... seolah membuat saya malu, dan sering berkaca... adakah saya yang telah lama berkecimpung di dunia dakwah ini masih saja suka menyepelekan banyak hal?

 

Yup... saya hanya mendo’akan semoga ia sukses di sana, karena ia memberi amanat dan juga pesan yang tiada terkira untuk saya.

 

Terkadang memang banyak hal yang berkaitan dengan perpisahan yang amat membekas di hati, begitu indahnya jalinan ukhuwah... meskipun jarang bertatap muka dan juga berbicara.

Saking indahnya, saya merasa tidak ingin melepas ukhuwah itu meski barang sejenak... pada saya mengetahui, bahwa permulaan pasti berakhir, pertemuan pasti berpisah... mungkin karena itulah, Allah SWT memberi saya banyak perpisahan yang begitu indah meski sedih di hati.

Dan dari sana, saya belajar untuk menyadari tentang kehidupan yang telah berjalan selama seperempat abad ini...

 

Jadi, mungkin tak banyak kata yang terangkaikan untuk semua keindahan ini selain...

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan” (QS. AR-Rahmaan : 13)

 

Perpisahan tidak selamanya buruk, karena banyaknya sarana komunikasi di saat ini yang masih bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang baik bagi semua.

Dan jangan berhenti berlari untuk ke depan... karena banyak yang telah menanti untuk dikejar, baik sahabat... saudara... cita-cita dan harapan serta keindahan yang tiada terkira lainnya...

 

 

Untuk teman : Ukhti Netty Irawaty