Setiap lampu berpijar di musim hujan, laron-laron selalu mengerubungi cahaya lampu neon... dan binatang kecil yang cuma hidup semalam, serta sangat banyak jumlahnya itu... sukses mengotori lantai tekel abu-abu mirip semen... tahukah kawan, diapakan coba?
Ternyata sama tetanggaku dipungut dan digoreng... aih, aku nggak doyan... melihatnya jadi aneh...
Saat dibagi, aku tak menjamahnya sama sekali...
Itu kisah laron yang berakhir di mulut manusia...
Beberapa waktu kemudian... di tempat biasa ibu memeram pisang, tepatnya gentong (itu lho gerabah dati tanah untuk isi air, yang bentuknya besar mirip guci), tidak ada pisang yang diperam selama beberapa waktu... mulanya satu dua saja kulihat tawon berebut tempat tinggal... tentunya di gentong yang sudah hampir tak terpakai dekat kandang ayam itu.. lama-lama ia membawa keluarganya pindah ke gentong itu dan jadi penuhlah gentong yang cukup untuk kau masuk ke dalamnya, kawan...
Dan hari itu waktunya panen... panen madu...
Mulanya disingkirkan tawon itu dengan pengasapan pake daun pisang yang sudah kering... ayah memakai sarung tangan tebal... dibantu kakak angkatku Mbak Is dan suaminya, sarang itu diperas dan disaring ke dalam botol kecil bekas syrup Marjan... madunya jadi tiga botol, kawan...
Padahal tawon-tawon itu tak diundang dan juga kami tak bermaksud menyuruhnya membuat madu... apa daya, kami menikmati hasilnya...
Lalu larvanya yang berwarna putih mirip ulat pohon kelapa itu... bayangkan, ternyata bisa dimasak bersama sarangnya... ampun...!! Aku baru tahu, kawan...
Baunya aneh saat dibuat botok (makanan berbahan dasar apa saja yang diberi belimbing wuluh dan kelapa muda, diberi bumbu lalu dibungkus daun pisang dan dikukus).... aku tak ikut makan... kalo madunya untuk obat, bolehlah aku ikut menikmati juga, hehe...
Sudah kuceritakan juga tentang buah-buahan di kebunku kan, kawan?
Kalau belum semua termuat, maka di sinilah akan kutuliskan...
Belakang rumahku melimpah aneka macam pohon dan tanaman khas dapur... dan bila kawan memandangnya, lebih mirip hutan... ada sungai kecil dan sumurnya, lalu ada hutan bambu di tengahnya dengan sawah kami...
Akan ku-urutkan tempatnya... dari depan rumah... sisi kanan adalah pohon jambu air berwarna merah muda dan besar... ini adalah jambu yang banyak terdapat di mana-mana dan di sisinya yang lain ada sumur untuk keperluan kami sekeluarga (tiap rumah di tempat tinggalku, semua punya sumur)... nah, di balik sumur itu ada tanaman merambat mirip anggur dinamakan timun jepang... berbentuk kecil-kecil dan rasanya sepat sekali, kecuali kawan menggunakannya untuk sayur asam... hmmm, rasanya enak sudah tentu...
Lalu di sisi kiri halaman depan rumah... ada jambu air semar, mungkin karena bentuknya pendek dan jambu ini berwarna hijau keputihan atau kemerahan...
Di halaman tengah... ada pohon anggur yang bijinya kecil-kecil dan masam, aku suka memetiknya tiap ia muncul sedikit... di sebelahnya tumbuh buah belimbing keturunan belimbing penyu, besar-besar buahnya dan jarang yang kena ulat... di sebelahnya lagi ada jambu air jenis lain berbentuk agak panjang, kecil dan berwarna hijau keputihan dan kemerahan... tak tahu namanya, jambu apa itu?
Berjalan ke arah belakang masih dekat-dekat tanaman tadi... ada pohon mangga jenis mangga gadung (arum sari)... itulah tempat favoritku dalam hal naik pohon selain pohon salam... dan di bawahnya ada kandang ayam kate (ayam kecil-kecil dan lucu bentuknya).
Terus kita pergi ke belakang rumahku, kawan... Ada kandang ayam yang menempel pada dinding dapur... ayam kampung-nya lumayan banyak... kalau dihitung sampai ke kandang yang belakang... jumlahnya hampir seratus... maka aku dan kakakku-lah yang sering membeli dedak di penggilingan beras desa sebelah, untuk memberi makan ayam-ayam itu... kadang dicampurkan nasi yang tidak habis dimakan semalam...
Dekat kandang ayam itu, ada pohon mentega... bukan mentega yang sejenis margarin itu, kawan...
Kalau kau rajin buka kamus bahasa Indonesia, maka akan kau temukan dua kata yang sama... dan yang satunya bermakna, ‘pohon kecil, yang ditanam sebagai pohon hias, kayunya keras buahnya dapat dimakan, berbau merangsang/tajam.’
Nah, itu yang kumaksudkan... buah mentega ada dua jenis setahuku... di desaku ada dua jenis ini dan hanya dipunyai dua keluarga saja... yaitu keluargaku dan keluarga polisi di ujung jalan dekat desa sebelah...
Jenis yang ada pada pohonku, adalah yang berbuah besar berwarna kuning untuk kulit dalamnya dan berwarna orange untuk kulit luarnya (kulit luarnya berbulu dan gatal, maka harus dihilangkan dulu dengan menggosok-gosokkannya pada kain kasar... baru akan kau temukan kulit dalamnya yang keras dan berwarna kuning tadi).
Tapi jangan sekali-kali kau taruh dalam kulkas, ya? Bisa gawat, kawan...
Baunya tajam tapi tidak membuat eneg, bingung kan?
Itulah kenapa, mungkin asal muasal dinamakan buah mentega... atau kalau kau berada di Amerika Latin berubah nama menjadi Diospyros Discolor, agak keren sedikit mirip keluarga dinosaurus...
Jenis buah mentega yang kedua... kulit luar dan dalamnya berwarna merah hati... rasanya kurang lebih sama, hanya bentuknya saja tidak sebesar buah mentega yang pertama tadi...
Buah ini juga bisa kau masak mirip pisang goreng... kupas dulu, lalu dibelah buang bijinya dan taruh dalam adonan tepung, terus goreng, deh...
Oh ya, satu lagi kuterangkan... pohon mentega ini daunnya lebar hampir mirip daun ketapang, pohonnya tegak lurus tidak bercabang kecuali ranting daunnya... nah, mirip cemara-lah kalau kau mau tahu... kayunya persis, sudah... tapi tak bisa ditanam sendirian... di sampingnya ia membutuhkan pasangan... kalau kau hanya menanam satu pohon saja, ia tak akan mau berbuah... hanya berbunga lalu rontok setelah itu...
Nah, kau mengerti ‘kan, kawan...?
Ingat baik-baik penjelasanku ini, karena aku tak akan mengulanginya dua kali...
Di sekeliling lainnya penuh pohon pisang (jumlah paling banyak di antara tanaman lain setelah mangga), lalu ada pohon nangka, kluwih, katak (tanaman merambat yang buahnya hitam-hitam dan ada juga jenis yang beracun, makanya harus pintar memilih)... lalu ada mangga golek, mangga podang (jenis mangga yang paling masam rasanya, meski sudah matang), jambu mete, sukun, garut, singkong, jambu biji, ubi rambat, belinjo, kelapa, asam, pohon salam... sisanya berupa pohon jati, akasia, aneka jenis bambu, lalu berbagai jenis apotek hidup dan tanaman-tanaman yang tak bisa kusebutkan... INTINYA cukup melelahkanku untuk mengetik, hehe...
Kalo yang di sawah, lain waktu saja, yah...? aku mo istirahat dulu... hmmm...
(to be continued... next : Tak pernah kuduga...)
3 comments:
Kesimpulannya, pohon mentega adalah yg paling romantis diantara semua tanaman yg ada di kebun mbak likah. Hi3
hehe, mbak Luluk ada-ada aja...
http://muslima10.multiply.com/journal/item/131
pembaca klik ini juga yah...
Post a Comment