Aku diajak berkeliling-keliling pasar oleh bibiku...
Kau pasti masih ingat, kan kawan? Saat ini aku dan kakakku masih di tempat bibiku...
Kau tahu apa yang dibelikannya?...
Rupanya ia membeli kaos warna putih bergambar di sisi depannya satu pasang... lalu celana levis murah juga dua pasang... itu untuk aku dan kakakku... ditambah lagi dengan sabuk pinggang warna hitam...
Seumur-umur, belum pernah aku dibelikan oleh ayah ibu... baju berupa levis atau sejenisnya... karena, aku terbiasa memakai baju-baju cinderella jika bepergian... kalo di rumah, ya pake celana selutut sama kaos...
Satu hal yang membuatku agak kerasan... aku suka makan rujak, tapi nggak pake cingur... atau juga makan rujak dulit (buah-buahan masam yang dicolekkan pada bumbu bercampur gula aren)... plus ada buah rambutan di depan rumah bibiku...
Dapat kusebutkan lagi yang lainnya...
YAITU...
Aku bisa makan buah lain yang tak ada di kebunku... seperti... buah yang namanya sawo hijau atau disebut genitu oleh orang-orang sekitar...
Kalau kau rajin membuka buku lagi... akan kau temukan nama latinnya Chrysophyllum Cainito...
Buah ini manis dan banyak getah... daunnya berwarna hijau kemerahan...
Untuk lebih lengkapnya, kutuliskan disini keterangannya...
‘Sawo Hijau tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 15 - 20 m. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar. Daun tunggal, warna permukaan atas hijau - bawah cokelat, panjang 9 - 14 cm, lebar 3 - 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), tidak pernah meluruh. Buah buni (bacca), bulat, warna hijau keputih-putihan, biji hitam, pipih, panjang sekitar 1 cm, berkeping dua. Akar tunggang.’
Klasifikasinya adalah...
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Familia : Sapotaceae
Genus : Chrysophyllum
Spesies : Chrysophyllum cainito L.
Perbanyakan : Generatif (biji) - (from : plantamor.com)
Sedang buah yang lain adalah salak... aku bisa memetik salak sepuasku, di rumah bibiku yang lain...
Oh ya... rupanya, di tempat ini seluruh keluarga dari ibuku kandung ada... namun tidak dalam satu desa...
Dan kami juga mengunjungi desa-desa itu... jaraknya ampun... jalanan tak mulus ditambah aku serasa mual...
Aku capek sekali menempuh perjalanannya... namun...
Mereka senang sekali kukunjungi saat itu... dan segera menggendongku, meski aku sudah besar begini... padahal wajah-wajah mereka sedikitpun tak pernah kuingat, jika aku pernah tinggal di sini... kata mereka, umurku saat di sini adalah satu tahun...
Pantasan, aku tak ingat sama sekali...
Kegemaran kakak laki-lakiku adalah memancing... darinyalah aku belajar memancing...
Dia pintar mencari belut dan ikan, lalu membuat ramuan tradisional berupa jamu... dia juga pintar di bidang matematika dan fisika... sebenarnya dia cerdas... tapi hanya tamatan SMP saja... jadi pembina dalam Pramuka... pernah sekolah hingga tingkat SMA, tapi putus sekolah saat akan ujian akhir...
Aku bingung dengannya...
Padahal darinya aku selalu diminta untuk bersemangat mengejar cita-cita setinggi langit... menjadi orang yang berhasil... dia sendiri malah memupus cita-citanya... mungkin ia punya alasan... tapi aku tak tahu...
Oh ya, nama kakakku Muhammad Zaenuri... biasa kupanggil Mas Mad... dan aku adiknya ini, dipanggilnya ‘nduk’... kadang “Lik”... panggilan ayah ibu juga kepadaku...
Tapi kau membacanya jangan dimiringkan menjadi huruf ‘e’, kawan... lebih baik kau lanjutkan saja... panggil ‘Likah’...
Eh... mengingat ayah ibu... aku jadi merindu...
Dan waktu cepat berlalu, sudah seminggu... saatnya pamitan dengan semuanya...
Seperti sejak awal mula... mereka menangis untuk berpisah...
Padahal aku seperti orang yang hatinya dingin tak berperasaan saat tak peka... aku tidak menangis, cuma tersenyum saja... yang aku rasakan adalah... aku rindu untuk segera pulang ke rumah...
Naik kereta lagi... tak perlu kuceritakan betapa sumpeknya naik kereta api itu, kawan...
Dan akhirnya... sampailah di kotaku kembali...
Begitu datang lewat pintu belakang rumah... ada jalan setapak yang menghubungkan ke jalan besar di belakang rumah dan kebunku yang seperti hutan itu...
Sore hari yang cerah... kami berangkat subuh-subuh dari Jember tadi... aku berteriak tanda tak sabar...
“Ayaaaaah.... Ibuuuuuuuu....!! Likaaah pulang...!!”
Ayah dan ibu segera keluar dari dalam rumah, begitu mendengar suaraku yang seperti orang kesetanan...
Tahukah kau, kawan...?
Ibuku langsung menangis dan menciumiku pipi kanan dan kiri...
“Duh, anakku sudah pulang...” rintih ibu di telingaku.
Baru aku bisa menangis sekarang...
(to be continued... next : Masuk sekolah favorit...)
6 comments:
:)
smile too :)
ditunggu lanjutannya....
terusin mba...saking serunya baca...sampai baru sempat posting,,he..he..
ditunggu saja... naskah yang udah diposting sedang diedit-edit lebih rapi lagi, biar bahasanya tetap sastra tapi tidak gaul banget, hehe...
jazakumullah ya... jadi makin SEMANGAT, hehe...
http://muslima10.multiply.com/journal/item/131
pembaca klik ini juga yah...
Post a Comment