Thursday, 25 December 2008

[my journey - part 22] – Sejarah dan Geografi itu menyenangkan, kawan...

Terkenang aku akan pelajaran sejarah di kelas satu. Tentang penemuan-penemuan dan juga awal mula peradaban manusia. Ada Phitecantropus Erectus dan juga kisah Homo Sapiens yang merupakan manusia purba tercerdas di masanya. Dan umumnya, manusia-manusia purba ini dinamakan sesuai dengan daerah temuan dan juga nama penemunya. Seperti Neanderthalensis, yaitu fosil manusia purba yang ditemukan pada tahun 1856 di lembah Sungai Neander, dekat kota Dusseldorf di Jerman.

 

Lalu di kelas dua kali ini. Aku mulai belajar tentang sisi dunia yang lain. Sejarah dan Geografi hampir tak ada bedanya. Menarik untuk kusimak.

Maka ikutilah langkahku, kawan...

 

Pertamanya kita menjangkau peradaban tertua di Mesir, di tepi Sungai Eufrat dan Tigris. Ada yang kuingat tentang Mesir, dimana negeri Cleopatra itu pernah dibuat Terusan Suez sepanjang 172 kilometer di Semenanjung Sinai. Menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah. Dan pembuatnya adalah Ferdinand De Lesseps pada tahun 1859-1869. Lalu kita mengarah ke Afrika, ada lalat penebar penyakit tidur bernama Tse-tse. Kedua negara tadi terletak di benua Afrika dimana juga terdapat Gurun Sahara. Gurun terluas di dunia. Lalu juga negara Etiopia yang berada di Afrika Timur, dimana kerap kekurangan pangan karena tanahnya yang juga tandus, tak mudah untuk bercocok tanam. Singgah di Afrika Selatan, kau akan mengenal mantan presiden Nelson Mandela keturunan asli dari Afrika yang menghapuskan Apartheid* di negaranya.

 

Lalu kita mengarah ke Asia. Negeri China berkisah di Sungai Kuning atau Huang Ho, dimana terdapat banyak lokasi peninggalan sejarah lambang peradaban China. Penduduknya meliputi suku Cina Han untuk sebagian besarnya. Dan sisanya adalah suku Mongol, Korea, Turki dan Manchu. Lalu kita telusuri Tembok China yang kokoh. Di negara ini juga dapat menjumpai sejarah ketua komunis bernama Mao Zedong. Dia pernah berenang bersama pengikutnya di Sungai Yangtze, daerah China Selatan. Memimpin China sejak Revolusi 1 Oktober 1949 sampai ia meninggal dunia tahun 1976.

Menginjak daratan negara Jepang. Menemui suku Ainu yang merupakan suku asli negara ini. Dan akan kau temui pula sejarah tentang Hiroshima dan Nagasaki yang dibom atom oleh Amerika pada 6 & 8 Agustus 1945. Dan setelah itu, negara kita Indonesia terbebas dari pendudukan Jepang. Cerita ini pernah diberikan pula oleh ayah dan ibu. Aku pernah melihat film asli rekaman saat pengeboman ini. Benar-benar dahsyat sekali. Ayah juga mengajariku menulis dalam huruf Hiragana dan juga Katakana. Dan masih kupelajari hingga sekarang. Ayah pernah hidup di jaman Jepang. Saat itu kira-kira beliau masih duduk di bangku SMP, setelah menuntaskan pendidikan di Sekolah Rakyat.

 

Kemudian kita berangkat lagi ke Australia. Terdapat flora fauna berupa Koala dan pohon Eukaliptus. Menemui pula suku Aborigin serta objek wisata taman bunga di Albany Creek. Melaju lagi langkah kita ke tempat yang beribu kota di Wellington, yaitu Selandia Baru. Di sini kita bertemu suku Maori dan juga binatang khas bernama Kiwi (Apterix). Jika kau pernah membeli semir sepatu merk Kiwi, maka gambar binatang itu dapat kau lihat di bagian tutupnya. Kiwi juga merupakan nama jenis buah-buahan yang berwarna hijau, berasa asam manis dan kulitnya berbulu. Jika kau ingin mencicipinya, buah ini bisa kau dapatkan di supermarket, karena di pasar tradisional tidak ada.

 

Jauh meluncur langkah kita ke Eropa. Seharusnya dari Benua Afrika tadi kita bisa kesana dulu, agar lebih dekat. Tapi tak apalah, kita lanjutkan saja langkah kita. Penduduk Eropa terdiri dari beberapa ras, yaitu orang Nordik, orang Alpen, orang Mediterania dan orang Slavia. Mendengar kata Slavia, ini mengingatkanku pada nama-nama penduduk Rusia, dimana dulunya adalah Uni Sovyet. Saat ini terdiri dari 15 negara republik dan beberapa negara masih masuk kawasan Asia Tengah, sehingga mayoritas penduduknya beragama Islam. Di antaranya Kazakhstan, Tadzhikistan, Turkmenia, Uzbekistan. Dulunya bagian dari Turki Ustmani. Kawan masih ingat kan tentang sejarah Turki? Pasti ingat...

 

Melintasi Samudra Pasifik, kita menuju benua Amerika. Berkenalan dengan suku Indian Apache, Inca, Maya dan Aztec. Di sini juga terdapat Sungai Amazon yang dihuni ikan Piranha. Aku sudah melihat keganasan ikan ini terhadap manusia dari kiriman email temanku. Di sini kita juga bisa menemui ras Jawa yang mayoritas penduduk Suriname di Amerika Selatan atau biasa kau sebut Amerika Latin. Mereka dibuang pada waktu zaman penjajahan Belanda. Lantas menuju utara, kau akan mengunjungi Air Terjun Niagara setinggi 48 meter dan menumpahkan air sekitar 180.000 ton per menit.

 

Sudahkah kau lelah, kawan? Tapi mengasyikkan bukan? Kita keliling dunia, meski tak semua kita kunjungi. Mungkin lain kali saja kita akan mengunjungi bagian-bagian lainnya itu.

 

Sekarang kita kemana lagi, kawan? Hmmm, begini saja...

Kembali pada sejarah yang masih mengesankanku. Jika kuruntut dari beberapa sejarah yang pernah kubaca. Sebenarnya ada sejarah yang lebih menyejarah tentang semua itu. Yang tak pernah kita pelajari di sekolah kecuali sangat sedikit sekali. Yaitu sejarah Islam. Dimana agama ini masuk melalui selat Malaka, mempunyai jalur perjalanan bernama Tanjung Harapan. Hingga akhirnya agama Islam pun dapat menyebar ke seluruh nusantara, dibawa kaum musafir dan pedagang. Dan sejarah Islam di dunia adalah pelopor sejarah dunia. Di buku yang pernah kubaca, tercatat Al-Khawarizmi, ilmuwan yang menyusun bilangan nol bersama Muhammad Ibn Ahmad, Ibnu Al-Banna Al Marakusy dan Al-Biruni. Kemudian sejarah pabrik kertas pertama di Spanyol pada masa kekhalifahan Andalusia. Dan kemudian diambil pengetahuannya oleh seorang Jerman yang bernama Ulman Stromer. Buku menjadi begitu sangat berarti daripada permata. Maka perpustakaan-perpustakaan Islam di masa lampau dibumi hanguskan oleh orang-orang Eropa untuk menutupi jejak sejarah Islam tentang penemuan-penemuan dan ilmu pengetahuan. Aku pun jadi teringat kisah sejati dari pustawakan Irak di kota Basra, yang sibuk menyelamatkan buku-bukunya, agar terbebas dari serangan selama perang. Aku lupa namanya dan juga judul bukunya. Aku belum membacanya, hanya membaca resensinya saja. Sebuah novel yang terambil dari kisah nyata. Mungkin nanti aku akan ingat jika sudah kutemukan kembali resensinya.

 

Dan kenyataan lainnya kawan...

Penemuan-penemuan penting seperti kincir angin yang kini menjadi maskot negara Belanda itu, berasal dari rancangan Abu Lu’luah pada masa Khalifah Umar bin Khatthab. Serta penemuan-penemuan lainnya yang bisa kau baca pada buku sejarah atau buku-buku dan majalah yang memuat sejarah. Tak bisa kuterangkan semua di sini. Nanti kau bosan dan tak lagi membaca kisahku. Kecuali suatu saat kita bersama-sama minum teh seduhan khas wangi melati. Teh yang menjadi teh langgananku sejak kecil. Dapatlah aku mengisahkan lagi padamu dan kita dapat bercerita tentang sejarah ini sepuasnya. Setuju, kan?

 

Maka saranku, kawan...

 

Janganlah engkau meremehkan buku, meski itu catatan harianmu. Suatu peradaban yang jerih dan gigih di masa lampau berawal dari ilmu pengetahuan. Selalulah membaca untuk membuka cakrawala dunia dan menjangkau alam semesta. Kita kembalikan sejarah itu untuk generasi ke depan. Kita serapkan kebenaran seperti Adnan Oktar (Harun Yahya) melampaui tegas teori Charles Darwin. Setuju, kan kawan?

Maka TERUSLAH BELAJAR.

 

(to be continued... next : Berpetualang bagian 2...)