Kawan... engkau sudah mafhum dengan ke-usilan-ku yang tak beraturan, bukan?
Nah, kali ini masih ada keusilan yang membuat repot orang-orang di sekitarku... sudah kubilang, aku ini jiwa petualang... jiwa coba-coba, eiiitss bukan yang buruk seperti narkoba, lho ya...
Belum juga hilang dari ingatan peristiwa koin 25 rupiah... beberapa waktu kemudian, aku seperti biasa bergaya lelaki yang memakai celana kemanapun... hari ini aku diajarin jungkir balik di pohon turi di sekeliling lapangan depan sekolahku yang sekitarnya banyak sawah... dan juga dekat dengan rumahku... tepatnya rumah ayah dan ibu ^_^
Entah siapa saat itu yang mengajariku... tapi aku akhirnya lihai membolak-balik badanku di antara dua pohon turi, dengan berpegang erat-erat, biar tak jatuh saat jungkir balik... ampun...!!
Pertamanya memang susah, tapi lama-lama aku jadi kecanduan , dan tempat itu tempat favorit untuk bermain setelah pulang sekolah... aku baru memasuki kelas satu Sekolah Dasar, kawan... betapa beraninya,aku... mirip detektif cilik di tivi-tivi...
Aku pulang dengan puass... tak lama aku bosan dan mulai mencari mainan-mainan baru, aku berjalan sendirian karena teman laki-laki semua sudah pulang... dan teman-teman perempuanku lebih memilih bermain lompat tali...
Aku pulang ke rumah sebentar... bermain boneka, tapi nggak seru juga...
Ke depan rumah dan kudapati bunga melati yang sedang kuncup-kuncup... berarti baru akan mekar nanti malam, begitulah setahuku...
Bunga yang sering dicari dan dipetik ibu untuk tempat tidurnya, serta perias untuk pengantinnya, plus berharga mahal ini... aku petik satu kuncupnya... lalu kucium... tapi tentu saja nggak terlalu wangi karena belum juga mekar... aku iseng, seperti lebah ngentup tidak pada tempatnya...
Kumasukkan setengah kuncupnya ke dalam hidung, biar wanginya selalu kucium...
Aku pun berjalan kembali ke lapangan bola sambil bernyanyi-nyanyi... baru langkah sampai tiga rumah, aku berhenti... “Shroeeek”, aih...!
Kuncup melati itu masuk hidungku... kucoba mengeluarkan dengan segala cara, termasuk memasukkan jari-jariku ke dalamnya... duh, rasanya sakit dan tiba-tiba... “Tes... Tes...” darah mengalir deras dari hidungku...
Aku mimisan...!!
Tapi aku bukan tipe makhluk yang panik... kutengok kanan kiri, barangkali ada orang yang melihat ulah usilku yang ‘aneh’ tadi... tapi, tak kutemukan siapapun, bahkan seekor lalat...
Aku berbalik arah dan pulang... lalu masuk kamar mandi menyiram hidungku...
Syukurlah, aliran darah itu berhenti... tapi...
Melati kuncup itu tak keluar dari hidungku... kemana gerangan ia pergi? Jadi tertelankah? Atau sedang membusuk... hiii...
Sorenya, aku tak bercerita pada ayah dan ibu... tapi aku bercerita pada kakak perempuanku ia mengadukannya ke ayah ibu... aku dipanggil ayah, aku tertunduk seperti biasa di depan orang yang kucintai ini... aku dinasihati dan diminta jangan mengulangi lagi... BERBAHAYA...
Tuh, kan...?! salahku juga, makin lama makin usil aja...
Aku pun bernapas lega, karena kalo biasanya aku jatuh langsung demam... maka, meski melati kuncup tadi tak permisi masuk hidungku... aku tidak demam, hanya akhirnya jadi sering mimisan di sepanjang waktu sampe aku hampir SMP... duh, ternyata melati itu tak harum untukku... malah membuat malapetaka, hehe...
(to be continued... next : Suasana berubah...)
4 comments:
wah kok sama lagii ya...bunga melati hemmm jadi teringat masa kecil..
aih.. 'nakalnya'.. ;)
siapa mbak? nanti biar saya bilangin...
kalo gitu, ceritanya gak akan berlanjut kalo terus sama... :(
ngambek, nih...
Post a Comment