Bertemu... pasti entah lambat atau cepat pasti berpisah juga. Meski dilarang atau melarang, tetap akan berpisah juga.
Sejak usia dua tahun, saya sudah berpisah dengan orang tua kandung hingga usia delapan belas tahun. Lalu saat akan lulus SMP, ayah angkat saya dipanggil oleh-Nya, menyusul satu tahun kemudian ibu angkat saya. Akhirnya saya berpisah dengan yang namanya pendidikan juga karena tak ada yang membiayai hidup maupun sekolah...
Berpisah dengan teman-teman, saudara angkat dan saudara kandung.
Merantau ke Surabaya, Jakarta selama sekian tahun...
Hingga akhirnya barulah saya bertemu dengan orang tua kandung di Balikpapan, dengan aneka macam perbedaan yang kecil hingga besar. Hmm, apa karena sejak kecil saya sudah terbiasa dengan orang lain? Maka bertemu dengan orang tua kandung saya sendiri, terasa sangat biasa-biasa saja. Pokoknya berbeda aja dengan segala yang pernah saya rasakan bersama orang tua angkat saya yang sangat saya cintai.
Setelah tiga tahun tak belajar, akhirnya masih masuk sekolah negeri karena nilainya masih termasuk tinggi, walau usia udah telat untuk sekolah, sang guru tetap mau menerima saya sekolah...
Dan saya suka belajar dari kecil...
Saya suka bercita-cita tinggi... dan lulus juga akhirnya. Bekerja sana-sini, hingga akhirnya sekarang berada di sebuah perusahaan yang tergolong besar.
Tapi benarkah akan ada perpisahan lagi?
Maksud saya... mungkin juga perpisahan kali ini akan berlaku untuk banyak hal.
Saat saya menikah kelak, tentu akan berpisah lagi dengan orang tua, karena saya terbiasa mandiri sejak kecil, serta tak mungkin tinggal bersama lagi. Mungkin berkunjung saat akhir pekan...
Karena saya tak suka merepotkan atau juga membebani lebih lama lagi, jika selama ini demikian keadaannya... dulu ketika akan berangkat, saya tidak berkeinginan datang ke Balikpapan, tetapi dipaksa oleh kakak laki-laki saya agar saya bisa sekolah lagi... saya tak punya rindu sama sekali.
Dinginkah saya...? Tetapi malah saya banyak tersakiti secara bathin...
Ya, begitulah ujian menerpa silih berganti... dan mungkin karena itulah suasana begitu terasa sangat berbeda sekali... semoga Allah memaafkan mereka dan diri saya...
Dan semoga Allah memberikan hidayah untuk kedua orang tua saya yang kandung... amiin...
Saya-pun menulis novel tentang true story, perjalanan hidup... sejak saya kecil hingga sekarang.
Belum kelar, tapi semoga jika sudah selesai akan dapat memberikan manfaat dalam ketegaran menghadapi kehidupan, walaupun saya nggak sukses-sukses amat, setidaknya mungkin memberi hikmah aja... dan novel itu juga untuk mengenang ayah dan ibu angkat saya yang telah meninggal... Ayah Fatchul Moebin dan Ibu Siti Romlah Maryati.
Ya, setiap insan punya kisah berbeda dalam hidupnya... mungkin banyak yang berpikiran, bahkan sering dikemukakan pada saya, “Kok, kayak dalam sinetron aja, yah?”
Sejujurnya...
Mungkin saya tak setegar yang dipikirkan orang. Saya pernah terjerembab jatuh ke dalam jurang dalam, saat saya belum ikut tarbiyah dan belum berhijab seperti sekarang... ketika terusir dari rumah setelah ayah meninggal dulu, tak ada yang memberi makan saya... saya sudah kehabisan akal dan pengen bunuh diri. MasyaAllah...
Syukurlah... karena saya pengen punya cita-cita jadi orang yang berhasil, bahwa saya bisa menaklukkan dunia... saya akhirnya bersemangat... berkelana, merantau kemana arah membawa kaki saya... bekerja pada orang China saya lakoni, menjadi seorang baby sitter juga saya jalani sekalian nyambi membaca buku-buku milik majikan. Yang penting halal dan mengantarkan saya pada kebaikan...
Ah, saya benar-benar pernah hilang semangat...
Tetapi saya tak mau kalah pada keadaan... tak mau mengalah pada yang namanya permasalahan... tak mau mundur dari ujian... saya harus terus berdiri tegak dan tegar...
Karena saya adalah insan yang juga Allah berikan harapan untuk berkarya, menjadi lebih baik dan bermanfaat...
Mengapa ada perpisahan...?
Ya, karena hidup yang sementara ini harus terisi dengan ilmu yang berguna dan juga karena kematian selalu datang pada tiap insan, meski waktunya tidak dapat diketahui... tetapi itu pasti...
Maka belajar dari kematian, mengingatkan terus akan artinya kehidupan...
Semoga Allah SWT sentiasa meridloi perjalanan ini, amiin...
6 comments:
hiks .... ujian datang silih berganti, entah akan remuk redam atau baik-baik saja, insyaAllah ... semua akan berlalu dan semoga kita mampu melewatinya dengan baik .. :)
*dari yng tadinya ingin menyerah*
@gitacinta : yupz, harus terus semangat ya, mbak...
i know you can...!
'... sometimes good bye's the only way ...'
(Shadow of the Day - Linkin Park)
Subhanallah, perjalanan hidupnya penuh liku ya. Aku jadi pengen baca novelnya. Kalo udah beredar kasih tahu ya ukh. Semoga Allah selalu memberi kemudahan pada kita dalam menjalani hidup ini.
pada siapa ya mbak? :)
tidak pada dirimu yang pasti, hehe...
Salam Ukhuwah,...
Post a Comment