sekelumit kata...

Bismillah...

Yoha, what's up prens...
Semoga selalu sehat, dalam lindungan Allah SWT. Amiin.

Lhoh, bahasanya formal banget, ye...
Okeh, diralat di kalimat-kalimat berikutnya

Tampilan blog akhirnya bisa diutak-atik meski cuman sedikit, ngeganti font ama warna pada font-nya itu lhoh... kemarin-kemarin pas dilihat kan tulisannya serba pink gitu, sekarang udah seger pake warna ijo, hehe...

Pengennya sih ngutak-atik gambar juga ama lain-lain, tapi lum sempet...

Gitu doang warta beritanya hari ini?

Oh... bentar, ada yang mo saya tuliskan lagi... maaf kalo udah narsis tentang tulisan kayaknya susah berhenti, huehehe...

Tadi pagi udah siap-siap berangkat kerja setelah simpun-simpun bantuin si emak buat jualan, yeah... akhirnya kelar juga, sekarang tinggal berangkat, begitu hati berkata...
Kayaknya dua hari kedepan saya bakal ditagih temen buat makan-makan, padahal jujur sejujur-jujurnya, walah... panjang amir... maksudnya saya udah bokek alias tongpes, huehehe...

Jadi diriku mo di rumah aja kayaknya, hehe...
Lagian dari jaman dulu, masalah milad bukan buat dirayain, tapi buat muhasabah diri kan? Meski sering datang juga kado baik dari temen lama di Jawa sono ama temen-temen di sini, yah daripada dibuang, apalagi kadonya buku, yah... aku mauuuu, yeehehe...

Tapi tadi pagi tuh peristiwa yang terjadi bukan hal yang ceria prens...
Saat udah pamitan ke emak mo berangkat kerja, tiba-tiba di depan orang banyak dia mencium pipi kiri pipi kanan. Nah, ada apa tho?
Lhah tiba-tiba begitu...

Kata emak, saya lahirnya tanggal 8 April, bukan 10 April... lhoh?
Padahal KTP ama segala surat keterangan apapun milik saya sejak kecil adalah 10 April itu. Apa ada yang salah nyatat, yah?

Terang aja saya diem aja...
Karena emang kedekatan kami susah dipertemukan, dan jujur selama delapan tahun tinggal dengan emak kandung sendiri, beliau baru 3 kali ini mencium pipi saya.

Tuan rumah yang rumahnya kami kontrak, segera menyeru, "Likah, kapan?"
"InsyaAllah tahun ini, tante... tunggu aja kabarnya," saya jawab sambil nyengir kuda.

Yeah, dia tahu saya udah 26 tahun, tapi lum nikah-nikah juga...
Sedikit mengenang...
Kakak laki-laki saya menikah usia 27 tahun, sekarang usianya udah 38 tahun dan punya dua putri bernama Ummu Kalsum ama Fathimah Az-Zahra.
Kakak perempuan saya menikah usia 18 tahun, dan udah punya tiga putri, yang satu dah meninggal.

Dan dari semua itu, yang dianggap paling berhasil adalah saya. Semua kakak lulusan SMP aja. Sedang saya, selain dapat sekolah tingkat menengah atas juga berminat di bidang apapun yang saya jadikan hobby dan usaha serta banyak pengalaman dari mereka. Tapi mereka tetaplah kakak-kakak terbaik yang saya miliki.
Hanya saja,  gak kerasa... usia saya udah segitu...

Fokus ke cerita awal...
Otomatis, ke-diam-an saya bukan tanpa sebab, prens...
Begitu motor saya starter dan udah mulai melaju menuju tempat kerja, saya gak bisa menahan air mata meski cuman menggenang doang gak ampe menetes...

Duhai...
Saya dan emak yang selalu berbeda. Dimana saya selalu merasa terluka oleh kata-katanya yang keras di setiap waktu hingga kini. Seolah tadi yang sedang mencium saya bukan dirinya.
Tapi beneran terjadi. Saya yang biasanya naik motor sambil nyanyi-nyanyi, kali ini cuman diem, mengingat masa-masa yang telah terlewati dengan beban berat serta ujian yang silih berganti.

Kadang saya merasa tak puas dengan hidup. Ujian kok gak habis-habis, sampe-sampe saya putus asa karena pengen berhenti dari ujian. Tapi kata temen saya, ujian yang menimpa saya adalah ujian yang tepat. Lhoh?
Iya... katanya lagi, orang lain belum tentu dapat sekuat saya dengan aneka ujian itu sejak kecil. Tapi saya malah masih bisa berdiri dan juga berangkat maju daripada mundur untuk kecewa.

Begitu ya?

Yo wis-lah... semangat lagi...
Tapi dengan apapun yang ada, semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kehidupan saya. Apa yang saya lakukan semoga dapat menggerakkan emak untuk segera bersujud menghadap-Nya.
Agar kelak tidak terlambat ketika telah menghadap-Nya di tempat lain kehidupan.

Yeah, siapa saya...
Yang kata emak saya, masih bau kencur. Sok tau tentang agama  daripada adat-adatnya yang masih kuat itu, hanya karena saya beda jauh dengan kelahiran nenek moyang, maka agamanya sendiri malah sering terlalaikan dan sibuk mencari kesalahan yang tidak perlu.


Memojokkan dan memboikot saya dari segala sisi dan segala kekurangan lain yang diucapkannya hampir tiap hari. Selalu dapat merontokkan hati saya, tak henti-hentinya berderai air mata...
Alangkah mahalnya kehidupan ini. Bahkan meski saya telah berkumpul dengan keluarga kandung sendiri, justru ujian lebih berat dari yang saya rasakan dulu ketika diusir atau dimaki-maki orang lain.

Huaah...
Saya dapat melaluinya-kah? Rasanya baru kemarin kami bertemu, ternyata saya udah hampir delapan tahun tinggal dengannya.

Rabbi...
Semoga di tiap penambahan usiaku, Engkau menambahkan kesyukuran, dan juga segala kesabaran, agar aku makin matang menghadapi semua kehidupan ini. Aku ingin menghadap-Mu kelak dengan bersinar cahaya kemurnian, ketulusan, tanpa tercampur rasa dengki atau dendam. Karena aku hanyalah insan biasa, yang juga merasa sedih jika terluka, marah ketika terluka meski tak tampak sepertinya, tapi aku ingin segala penyakit hati musnah, hilang, lenyap tak berbekas. Selayaknya aku terlahir kembali seperti dulu...

Apapun ujian yang Engkau berikan kepadaku hingga kini, aku yakin hikmahnya begitu dahsyat dan besar untukku. Kumohon, kelak ini segera lekas usai, dan aku bisa tersenyum kembali.
Dan semoga di tahun ini cita-citaku dapat terealisasi meski hanya sedikit. Ya Rabbi... ampuni segala khilafku pada-Mu, pada mereka... siapapun yang telah terluka olehku. Entah tersengaja ataupun tidak. Sesungguhnya mereka kucintai melebihi diriku sendiri karena-Mu.
Maka ikatkan persaudaraan indah antara aku dengan mereka selamanya, dan mempertemukan kembali kami dalam jannah-Mu.

Petikkan rindu yang terbuang agar kembali padaku. Semoga aku dapat meniti kehidupan yang lebih baik lagi.

Amiin... Ya Allah...

----------

Owkeh, tak ada yang perlu disedihkan...
Tetap semangat...!!

catatan siang ini...