
gambar 1 : Jainal bekerja di pabrik pembuatan panci. Dia telah bekerja di pabrik selama tiga tahun. Dia bekerja mulai pukul 9 pagi sampai pukul 6 sore dan mendapatkan gaji sebesar 10 USD per bulan. Dhaka 2008.
gambar 2 : Bocah ini bekerja membuat komponen logam di sebuah pabrik. Dhaka.Bangladesh
gambar 3 : Ali, 13 tahun. Dia juga bekerja di pabrik pembuatan panci di Dhaka . Dia bekerja 10 jam setiap harinya dengan koondisi kesehatan yang membahayakan dan hanya mendapatkan upah 3 USD per minggu. Dhaka. Bangladesh . Juni 2008
gambar 4 : Di Dhaka Bangladesh juga banyak ditemui anak-anak menjual bunga mawar ke pengendara mobil dan penumpang bus.
gambar 5 : Jasmine 7 tahun. Dia mengumpulkan sampah di pagi hari. Sekitar 5000 ton sampah dan 1000 orang pemulung mencari nafkah di tempat ini setiap harinya.
gambar 7 : Gadis cilik ini bekerja di sebuah pabrik batu bata di Dhaka.
gambar 8 : Anak-anak di pabrik batu bata di Fatullah. Untuk 1000 batu bata yang berhasil mereka bawa itu sama dengan 0,9 USD.
gambar 9 : Tangan mungil dari bocah 8 tahun bernama Munna saat bekerja di pabrik. Dia bekerja 10 jam sehari dan mendapat 8 USD untuk satu bulan. Dhaka 2007.
gambar 10 : Sepuluh tahun Shaifur bekerja di sebuah pabrik kunci pintu di Old Dhaka . Tidak seperti rekan-Nya, Shaifur bekerja tanpa masker.
gambar 11 : Ia mendapatkan sekitar 500 taka (7 USD) per bulan, bekerja 10 jam sehari. Ketika produksi sering berhenti karena kurangnya listrik, saat itulah dia memiliki waktu untuk bermain. Dhaka 2007.
gambar 12 : Anak-anak yang terpaksa untuk bekerja dengan jam kerja panjang dan tidak ada waktu istirahat. Selain itu, mereka dibayar dengan upah minimum. Banyak orang lebih memilih untuk mempekerjakan anak-anak untuk memaksimalkan pelayanan bagi mereka upah minimum. Dhaka 2006.
gambar 13 : Ia telah bekerja di pabrik selama dua tahun terakhir, dalam kondisi berbahaya, dan hanya mendapat makan 2 kali sehari.
gambar 14 : 17,5 persen dari anak-anak di usia 5-15 terlibat dalam kegiatan ekonomi. Banyak dari anak-anak yang terlibat dalam berbagai pekerjaan berbahaya di pabrik pabrik. Dhaka 2006.
Dan akhirnya… sudahkah kita bersyukur atas keadaan kita saat ini...??
6 comments:
T_T
tfs mbak likah... sy izin copas di blog sy ya..
boleh, tafadhol ukhti... :)
TFS bu..bagus banget..
ya Allah ,anak2 seumuran anak saya dah bekerja .....seberat itu semoga saja d indonesia tidak seperti itu sedih melihatnya ......
sama-sama... :)
iya, rata-rata foto yang tertampilkan di edisi majalah biasanya daerah Bangladesh, India dan daerah Afrika... dengan upah minimal, sedang nyawa adalah taruhannya...
inilah sisi humanisme yang belum terselesaikan, bagaimana upaya untuk mencarikan solusinya...
semoga ada yang mampu mendobraknya dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi generasi...
Post a Comment