Sunday 14 June 2009

a letter from my heart...

Assalamu'alaikum Likah...
Bismillah...

Likah... sungguh bukanlah siapa-siapa, yang kemudian Allah menjadikan sosok yang kadang lemah, kadang tegar, kanak-kanak, hingga terlihat dewasa. Ah siapalah dirimu Likah...
Beberapa insan memberikan senyum tulus, namun beberapa dari sebagian keluargamu sendiri malah selalu menyalahkanmu, menyakitimu tak peduli pada hatimu yang telah seringkali patah. Bagi orang lain engkau berprestasi, tetapi bagi keluargamu sendiri malah dianggap tak berguna.

Itulah kehidupan yang terus berjalan. Suka tak suka, duka hingga terluka selalu menjadi makanan waktu-waktumu. Tetapi entah semangat apa yang kau miliki, hingga beberapa insan mengatakan bahwa semangatmu selalu memberikan nilai untuk terus berjuang dalam kehidupan. Terkadang aneh juga jika kenyataan lain dengan senyuman yang mengembang. Terasa tetap sendiri meski di keramaian, atau merasa sepi saat ingin bercerita namun tak ada yang bisa dilakukan. Buku... menulis... hunting foto... yang dulunya merupakan hobbi murni, kini apakah telah menjadi pelarian. Ah, tidak seharusnya tetap menjadi seperti dulu. Bahwa mengeluh tak ada guna, bahwa semua dilakukan karena-Nya semata, bukan karena pelarian dari segala kepedihan yang ada.

Yah, masih banyak yang tidak memahami bagaimana menghadapi pahitnya kenyataan. Tetapi alhmadulillah, setidaknya engkau masih bisa berjalan di atas kebenaran bersama teman-teman dan orang-orang yang kau cintai di sekitar.

Hora ashimoto wo mite goran
Kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran
Are ga anata no mirai
Mirai e mukatte
Yukkuri to aruite yukou

Look! Look at your feet
This is the road you walk
Look! Look ahead of you
That is your future
Turn towards the future
Let's walk slowly
(Mirai - by. Kiroro)

Ayolah... jalan di depan masih panjang. Jalan indah... cita-cita... merebut bintang dari langit... masih penuh dengan waktu yang pasti tidak tersia-sia. Alangkah malang jika hanya bersedih meski hingga kini engkau tak juga merasa bahagia atau apalah namanya. Bukankah kata mereka, akhirnya pasti bahagia?
Yah, kata mereka semoga menjadi do'a untukmu.

Ima makenai de nakanai de
Kieteshimaisou na toki wa
Jibun no koe wo shinjiaru keba ii no?
Otona no boku mo kizutsuite
Nemurenai yoru wa aru kedo
Nigakute amai ima ikiteiru

今 負けないで 泣かないで 消えてしまいそうな時は
自分の声を信じ歩けばいいの
大人の僕も傷ついて眠れない夜はあるけど
苦くて甘い今を生きている

Now, it seems that I'm about to be defeated and cry
For someone who's seemingly about to disappear
Whose words should I believe in?
This one-and-only heart has been broken so many times
In the midst of this pain, I live the present
(Tegami - by. Angela Aki)

Yah, banyak kesedihan berujung bahagia, meski tak semua. Namun yakinlah bahwa kelak hal itu akan datang meski sekian lama dinanti. Mungkin belum di dunia, maka kebahagiaan itu masih tergantung di langit malam kelam, menjadi penghias gelap dunia yang dihuni insan.

Berapa banyak kepedihan yang akan terlingkupi. Namun aku yakin, engkaulah penghibur teman yang mungkin ingin menjadi dirimu untuk tegar. Aku tahu, engkau tak mau dengan hingar bingar, tetapi ada sekelilingmu yang ingin engkau pun merasakan sejatinya keriangan itu. Engkau begitu banyak menutup diri, hingga tak tahu banyak dengan apa yang telah terjadi. Tak baik engkau berlaku menyiksa diri atau setangguh apapun itu, engkau tak bisa juga merasakannya sendirian. Meski biarlah buku-buku yang menjadi temanmu. Yah, teman perjalanan yang setia, tidak berbicara namun telah menjadi teman sejati untuk aneka kisah.

Likah... pernah merasakan kebahagiaan meski sebentar, merasakan kehidupan yang telah hancur sekalipun, mengapa kini engkau lemah dan bahkan menjadi kepingan tak bersisa. Bangkitlah kala mentari pagi menyinari, bukankah alam semangatmu. Bukankah udaranya mampu menyejukkan hatimu kala engkau berduka. Mana engkau yang dulu tegar dan kukenal sebagai periang di depan banyak orang. Aku tahu suasana dan kondisi sangat jauh berbeda dengan dulu, tapi untuk apa menyakiti diri dengan seperti ini, seekor burung yang ingin terbang tapi juga dilarang terbang... ah, aku tahu ungkapan itu. Karena itu engkau tak bisa memilih pilihanmu sendiri, mencoba berontak tapi ada tembok besar yang tak bisa terlewati.

Hmmm, sebenarnya apa yang sudah kutuliskan ini untukmu Likah...
Maaf, sejuta maaf atas sikapku... seribu kisah, hanya untuk penyemangat dan penyeri... memang tak mudah, tapi inilah yang kubisa untuk menghiburmu, untuk memberimu yang terbaik dari sisi lain milikku. Aku ingin engkau selalu tegar dan memberikan semangat yang kau miliki untuk dunia serta hal-hal berguna bagi yang lainnya.
Aku ingin engkau berjalan dan berlari melepas penatnya bersama waktu, untuk kemudian tiada lagi sesak di dada yang terasa.
Aku hanya ingin menghapus air matamu. Sejenak... yah... mungkin hanya sejenak... tapi yakinlah, aku... hatimu ini... akan selalu memberi semangat untukmu. Selalu...
Semoga selalu di jalan-Nya. Amiin.

Salam,
From your heart

6 comments:

☆彡 Δи∂ιиα ° said...

:))

Likah - Syafa Azizah said...

:)) juga...

sweet tika said...

semangat!

Likah - Syafa Azizah said...

yuuuukz... :)

Armi San said...

bingung harus mengatakan apa...
tetap semangat ya mb..
^_^

Likah - Syafa Azizah said...

semangat... hehe, terkadang lelah juga bilang semangat ato mengerjakan kata semangat, tapi musti semangat yah...? yuuukkss... :)