Rabu, 13 Shafar 1429 H / 20 Februari 2008 M
Saat engkau merasa tak sempurna
Maka akan ada sesuatu yang menyempurnakanmu…
Karena segala sesuatu adalah saling menyempurnakan
Dan saling melengkapi antara yang satu dengan lainnya
Di saat engkau merasa dirimu sempurna
Maka sesungguhnya tak ada yang sempurna kecuali Sang Pencipta
Maka mengapa pula engkau masih saja merasa...
Bahwa engkau adalah wujud yang sempurna?
Kekurangan dan kelebihan adalah karunia
“Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?”
Saat engkau berkata pada yang lain, “Terimalah aku apa adanya...”
Tetapi engkau malah tak ingin menerima kekurangan yang ada padanya
Engkau hanya menafsir, bahwa engkau adalah kesempurnaan tiada tara
Bila berbaur dengan yang lain
Engkau merasa bahwa mereka tak akan sebanding
Dan tak akan seimbang dalam segala sesuatu
Maka sebenarnya engkau tak mendapatkan apa-apa
Kecuali rasa tinggi yang meliputi dan mengelilingi hati
Menjadi keangkuhan yang bisa menjerumuskan
Dan engkau pun tak akan pernah dikenang
Dan karena tak ada
Kesempurnaan pada setiap makhluk ciptaan-Nya...
.n_n. ---- .n_n.
Dua hari kemarin pekerjaan terasa menghimpit, tidak memberi waktu dan ruang untuk sekedar bernafas. Duh, baru hari ini deh terasa luang...J alhamdulillah...
Afwan sebelumnya ya, kenapa ane jadi nulis-nulis tentang sempurna dan tidak sempurna. Hmm... ini bermula karena ane ingat dan melihat beberapa rekan aktivis yang merasa dirinya banyak yang suka pilih-memilih. Maka saat disodorkan seorang ‘calon’ pasangan untuknya dari murobbi or munakahat, eh...alih-alih dia langsung mengundurkan diri karena merasa tidak pas, tidak cocok dan berbagai alasan lainnya (entah di sini yang dimaksud dalam hal apa). Sampai-sampai hal ini menjadi pembahasan ane dengan seorang Ustad yang bekerja di Totalfinaelf sewaktu beliau berkunjung membeli buku.
Sekarang jika keadaan seperti ini, rasa-rasanya apa yang sudah kita dapatkan di tarbiyah kayaknya menguap entah kemana. Teori-teori yang pernah dipelajari, seperti melihat seseorang karena agama dan tinggi akhlaknya – sudah bukan zaman lagi bagi sebagian aktivis. Pilih-memilih sekarang menjadi trend tersendiri (duh, kok kayak sajian infotainment, ya..) bagi aktivis dakwah.
Dengan alasan tak punya referensi tentang si dia-lah, tidak ada yang baik dilihat dari manapun-lah (menurut pandangan sendiri), dan lah-lah yang lain...
Akhirnya usia yang seharusnya manfaat dalam segala bidang – malah habis hanya untuk pilih-memilih.
Lantas apa tak boleh memilih?
Kata siapa, tak boleh...
Pilihan yang terbaik adalah melihat dari segi agama dan ketaatan kepada-Nya, pribadi menarik yang mengingatkan selalu pada Sang Pencipta, semua hal terlihat indah karena perihal dalam agamanya akan mencakup semua aspek kebaikan (InsyaAllah demikian).
Lantas hal mana yang ane maksud...?
Bukan intan permata, bukan paras rupa
Pandangan Tuhan pada manusia
Beriman dan bertakwa
Berakhlak mulia
Di sisi Tuhan itu yang utama..
(Jalan Bahagia by In-Team)
Nah, itulah yang ane maksudkan...
Memang akan menyenangkan bila mempunyai pasangan yang menyejukkan pandangan, tetapi terlepas dari itu sesungguhnya kesejukannya adalah terlihat dari tutur kata dan juga perilakunya yang hanya harapkan ridlo Allah.
Siapa sih yang nggak kepingin nikmatin indahnya dunia ini, termasuk berupa nilai-nilai rupawan dari makhluk yang diciptakan-Nya (dalam hal ini adalah pasangan, nantinya). Bagi yang belum, ya gadhul bashor dulu...
Namun, bukankan Allah menciptakan kita untuk berbuat yang terbaik dan juga untuk melakukan kebaikan dalam segala hal – bukan dari keindahan fisik yang akan memudar bila kita telah tiada atau karena sesuatu hal, misal terkena musibah yang menimpa fisiknya (tapi tentu bukan ane berharap demikian).
InsyaAllah pilihan Allah ketika jatuhnya kepada kita, maka itu adalah pilihan terbaik dari sisi-Nya. Maka, masihkah kita ragu akan pilihan yang dijatuhkan-Nya kepada kita? Masihkah kita menolak sesuatu yang terbaik dari-Nya?
Duh, hal ini juga mengingatkan pada tulisan ane yang berjudul – Wahai Ukhti, cinta-Nya jatuh di hatimu... (lain waktu akan menulis judul juga untuk akhi-akhinya, hehe...).
Nah, pilihannya ada pada diri sendiri...
Sejauh mana memandang itu menjadi sempurna atas anggapan diri sendiri, ataukah menjadi sempurna saat ada ‘calon’ pasangan yang melengkapi.
Apa yang dianggap baik, belum tentu baik bagi-Nya. Namun yang terbaik dari-Nya, InsyaAllah adalah yang terbaik untuk kita. Jika ingin mendapatkan yang terbaik, yuk menjadi insan yang terbaik pula...
Selagi usia masih di kandung badan, maka ijinkanlah ane untuk bermadah dan mengikut firman Allah SWT pada QS. Al-‘Asr : 3, “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran.”
InsyaAllah madah untuk diri ane sendiri juga... dan ane pun berharap pula mendapat madah dari yang lain, untuk perbaikan di waktu-waktu ke depan.
Tuhan Yang Esa
Untuk-Mu kami panjatkan do’a
Moga dipelihara dan ditetapkan iman
Dunia ini penuh jabaran...
Tuhan Yang Esa
Pada-Mu kami pinta segala
Pandanglah kami dengan pandangan kasih-Mu
Berilah kami jalan bahagia, selamanya...
(Jalan Bahagia by In-Team)
No comments:
Post a Comment