Monday, 25 February 2008

sedikit tulisan...

Rabu, 13 Shafar 1429 H / 20 Februari 2008 M

 

Saat engkau merasa tak sempurna

Maka akan ada sesuatu yang menyempurnakanmu…

Karena segala sesuatu adalah saling menyempurnakan

Dan saling melengkapi antara yang satu dengan lainnya

 

Di saat engkau merasa dirimu sempurna

Maka sesungguhnya tak ada yang sempurna kecuali Sang Pencipta

Maka mengapa pula engkau masih saja merasa...

Bahwa engkau adalah wujud yang sempurna?

 

Kekurangan dan kelebihan adalah karunia

“Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?”

Saat engkau berkata pada yang lain, “Terimalah aku apa adanya...”

Tetapi engkau malah tak ingin menerima kekurangan yang ada padanya

Engkau hanya menafsir, bahwa engkau adalah kesempurnaan tiada tara

 

Bila berbaur dengan yang lain

Engkau merasa bahwa mereka tak akan sebanding

Dan tak akan seimbang dalam segala sesuatu

Maka sebenarnya engkau tak mendapatkan apa-apa

Kecuali rasa tinggi yang meliputi dan mengelilingi hati

Menjadi keangkuhan yang bisa menjerumuskan

Dan engkau pun tak akan pernah dikenang

 

Dan karena tak ada

Kesempurnaan pada setiap makhluk ciptaan-Nya...

 

.n_n. ---- .n_n.

 

Dua hari kemarin pekerjaan terasa menghimpit, tidak memberi waktu dan ruang untuk sekedar bernafas. Duh, baru hari ini deh terasa luang...J alhamdulillah...

 

Afwan sebelumnya ya, kenapa ane jadi nulis-nulis tentang sempurna dan tidak sempurna. Hmm... ini bermula karena ane ingat dan melihat beberapa rekan aktivis yang merasa dirinya banyak yang suka pilih-memilih. Maka saat disodorkan seorang ‘calon’ pasangan untuknya dari murobbi or munakahat, eh...alih-alih dia langsung mengundurkan diri karena merasa tidak pas, tidak cocok dan berbagai alasan lainnya (entah di sini yang dimaksud dalam hal apa). Sampai-sampai hal ini menjadi pembahasan ane dengan seorang Ustad yang bekerja di Totalfinaelf sewaktu beliau berkunjung membeli buku.

 

Sekarang jika keadaan seperti ini, rasa-rasanya apa yang sudah kita dapatkan di tarbiyah kayaknya menguap entah kemana. Teori-teori yang pernah dipelajari, seperti melihat seseorang karena agama dan tinggi akhlaknya – sudah bukan zaman lagi bagi sebagian aktivis. Pilih-memilih sekarang menjadi trend tersendiri (duh, kok kayak sajian infotainment, ya..) bagi aktivis dakwah.

Dengan alasan tak punya referensi tentang si dia-lah, tidak ada yang baik dilihat dari manapun-lah (menurut pandangan sendiri), dan lah-lah yang lain...

Akhirnya usia yang seharusnya manfaat dalam segala bidang – malah habis hanya untuk pilih-memilih.

 

Lantas apa tak boleh memilih?

Kata siapa, tak boleh...

Pilihan yang terbaik adalah melihat dari segi agama dan ketaatan kepada-Nya, pribadi menarik yang mengingatkan selalu pada Sang Pencipta, semua hal terlihat indah karena perihal dalam agamanya akan mencakup semua aspek kebaikan (InsyaAllah demikian).

Lantas hal mana yang ane maksud...?

 

Bukan intan permata, bukan paras rupa

Pandangan Tuhan pada manusia

Beriman dan bertakwa

Berakhlak mulia

Di sisi Tuhan itu yang utama..

(Jalan Bahagia by In-Team)

 

Nah, itulah yang ane maksudkan...

 

Memang akan menyenangkan bila mempunyai pasangan yang menyejukkan pandangan, tetapi terlepas dari itu sesungguhnya kesejukannya adalah terlihat dari tutur kata dan juga perilakunya yang hanya harapkan ridlo Allah.

Siapa sih yang nggak kepingin nikmatin indahnya dunia ini, termasuk berupa nilai-nilai rupawan dari makhluk yang diciptakan-Nya (dalam hal ini adalah pasangan, nantinya). Bagi yang belum, ya gadhul bashor dulu...

 

Namun, bukankan Allah menciptakan kita untuk berbuat yang terbaik dan juga untuk melakukan kebaikan dalam segala hal – bukan dari keindahan fisik yang akan memudar bila kita telah tiada atau karena sesuatu hal, misal terkena musibah yang menimpa fisiknya (tapi tentu bukan ane berharap demikian).

 

InsyaAllah pilihan Allah ketika jatuhnya kepada kita, maka itu adalah pilihan terbaik dari sisi-Nya. Maka, masihkah kita ragu akan pilihan yang dijatuhkan-Nya kepada kita?  Masihkah kita menolak sesuatu yang terbaik dari-Nya?

Duh, hal ini juga mengingatkan pada tulisan ane yang berjudul – Wahai Ukhti, cinta-Nya jatuh di hatimu... (lain waktu akan menulis judul juga untuk akhi-akhinya, hehe...).

 

Nah, pilihannya ada pada diri sendiri...

Sejauh mana memandang itu menjadi sempurna atas anggapan diri sendiri, ataukah menjadi sempurna saat ada ‘calon’ pasangan yang melengkapi.

Apa yang dianggap baik, belum tentu baik bagi-Nya. Namun yang terbaik dari-Nya, InsyaAllah adalah yang terbaik untuk kita. Jika ingin mendapatkan yang terbaik, yuk menjadi insan yang terbaik pula...

 

Selagi usia masih di kandung badan, maka ijinkanlah ane untuk bermadah dan mengikut firman Allah SWT pada QS. Al-‘Asr : 3, “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran.”

InsyaAllah madah untuk diri ane sendiri juga... dan ane pun berharap pula mendapat madah dari yang lain, untuk perbaikan di waktu-waktu ke depan.

 

Tuhan Yang Esa

Untuk-Mu kami panjatkan do’a

Moga dipelihara dan ditetapkan iman

Dunia ini penuh jabaran...

Tuhan Yang Esa

Pada-Mu kami pinta segala

Pandanglah kami dengan pandangan kasih-Mu

Berilah kami jalan bahagia, selamanya...

(Jalan Bahagia by In-Team)

 


No comments: