Sunday 23 March 2008

aku dalam diam...

Mereka sering bertanya padaku. Mengapa aku sering terlihat diam dan sedikit keceriaan yang terlihat. Bahkan salah satu dari mereka bisa menebak apa yang ada dalam mataku dan senyumku.

Apakah mataku pandai bercerita?

Apakah senyumku getir terasa?

Ah, entahlah…

Aku sungguh-sungguh tidak mengetahui, bahwa mereka sering membicarakan aku. Sampai-sampai di suatu waktu, ada yang ingin mengetahui, ada apa denganku?

Ya, ada apa denganku?

Andai saja kisah itu bisa ditulis, tentu akan banyak menghabiskan tinta dan kertas. Andai pun aku bisa menceritakannya dengan rinci, belum tentu waktu akan cukup untuk bercerita.

Sungguh…

Dalam diam itu ada banyak rahasia. Dalam diam itu ada banyak sejarah yang menyakitkan namun tak sedikit pula yang menjadi kenangan. Dalam diam itupun suka dan dukaku kurajut sendiri tanpa ada yang mengetahui. Dalam diam itu aku mencoba memahami beberapa hal, pembelajaran akan segala sesuatu yang ada – meski dalam diam itu aku juga bisa berteriak, tetapi semua hanya terangkum di hati dan terbingkai dengan rapi.

Andai kutatarkan kisah-kisah itu dalam hidangan, tentu engkau takkan bisa memakannya – karenanya, biarlah aku dalam diam…

Dan dengan diam itu, engkau dan mereka akan bisa memahami akhirnya, bahwa aku hanya ingin menjadi pendengar setia untuk kisah-kisahmu.

Meski aku juga punya kisah yang berbeda, namun biarlah aku dalam diam…

 

Ruang imajinasi

15 Rabiul Awal 1429 H / 23 Maret 2008 M

18.16 - 18.26

1 comment:

khaleeda killuminati said...

tak selamanya diam tu berarti diam...
andai mereka tahu, diam pun sebenarnya berbicara...

tulisan yang bagus mbak...^___^
keep writing!