Aku sendirian kini... anak-anakku telah mempunyai kehidupan masing-masing bersama keluarga-keluarga mereka yang baru, dan bahkan aku telah menjadi seorang kakek untuk banyak cucu.
Meski terlihat ramai, tapi aku sungguh sangat kesepian. Karena mereka tinggal jauh dan tidak ada yang menemaniku lagi. Sementara istriku harus bekerja sendirian di luar rumah sejak aku tak bisa lagi bekerja akibat usiaku yang hampir separuh dari istriku yang terlihat jauh lebih rapuh dan tua darinya. Dan aku hanya bisa duduk-duduk atau berbaring saja di rumahku sendirian.
Kadang aku ingin sekali bisa bersama dengan anak-anakku lagi. Tapi itu tak mungkin, karena mereka memiliki amanah untuk keluarganya yang sekarang ini, dan tak mungkin ku ganggu. Aku sendiri sudah tak bisa melihat dengan jelas karena hampir semua tampak kabur di depan mataku, jadi aku juga tak bisa menulis surat untuk mereka sebagai ungkapan kerinduanku.
Sesekali mereka menelepon, tapi rasanya itu tak cukup untukku...
Aku ingin dipijit oleh mereka dan juga bercerita tentang banyak hal, yang tak mungkin bisa dilakukan hanya di telepon. Dan hanya ada kunjungan sekali setahun saat Idul Fitri saja...
Ya biarlah, mereka pun tampak bahagia di sana...
Aku juga bahagia merasakan mereka tak pernah berselisih di sana.
Aku hanya bisa berdo’a bahwa semuanya pasti akan selalu baik-baik saja dalam perlindungan-Nya – meski aku sulit untuk bertemu. Dan mereka adalah amanah serta milik-Nya, yang tak bisa kupinta untuk selalu ada di dekatku... aku hanya bisa mendidik dan membimbing mereka, tapi tak berhak memiliki mereka. Karena memang demikianlah penciptaan-Nya...
Cintaku selalu untuk mereka...
Dan aku berharap, aku tak akan lelah berdo’a pada-Nya untuk kebaikan-kebaikan mereka di dunia yang menjadi pemimpin bagi keluarganya dan juga pemimpin dari pekerjaannya.
Yah, mungkin saja mereka masih sibuk atau memang tak ada waktu untuk berkunjung ke tempat ini. Bukankah aku dulu juga begitu jika sudah bekerja, maka memang sedikit waktu untuk semuanya... dan kini, aku menyadari semuanya itu.
Tapi sekali lagi, aku sungguh merindukan mereka...
_______________________
Kisah sebenarnya bukan seperti ini, tetapi isi dari kisah ini banyak yang mengungkap kenyataan sebenar (bingung...).
Untuk seorang ayah yang merindukan kehadiran anak-anaknya di rumah dan ingin ditemani...
Kami sahabat-sahabatnya dan juga saudaranya, sesungguhnya juga mencintaimu seperti keluarga kami sendiri... begitu juga sebaliknya, bapak yang merindukan saya saat lama sekali saya tak berkunjung kesana.
Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk bapak...
(bapak : ayah dari salah seorang saudara dan sahabat saya...)
No comments:
Post a Comment