Monday, 7 April 2008

wajah-wajah kecil yang merindu...

Alangkah  elok rumah itu, bagai istana yang ada di dongeng-dongeng yang pernah kubaca di majalah bekas... aku bisa membaca meski sedikit, karena dulu ada seorang yang baik hati mengajariku membaca dan menulis.

Pasti rumah itu dihuni oleh orang yang kaya sekali... bahkan makanannya pasti juga enak-enak. Jadi ingat kalau pagi ini aku belum ada makan hingga siang...

Tapi melihat rumah itu sejuk sekali, meski hanya melihat dari luar dan terhalang pagar tinggi – aku bisa tahu, karena pernah masuk ke dalamnya sebentar dalam beberapa waktu... aku pun jadi betah karena teduhnya pun sampai keluar pagar...

 

Pemilik rumah itu juga kadang memberiku uang jika aku mengambil kaleng-kaleng bekas di rumahnya, katanya sebagai ucapan terima kasih karena membantu membersihkan rumahnya dari sampah-sampah seperti itu... dan katanya lagi, aku boleh mengambil sampah apa saja yang bisa didaur ulang, termasuk majalah atau koran-koran bekas...

Aku senang karena bisa membaca meski hanya dari cerita-cerita yang tidak baru lagi...

 

Aku juga terbiasa melihat anak-anak pemilik rumah itu pergi ke sekolah, selalu ada sopir yang mengantar dan menjemputnya... wah, enak sekali, ya...

Tapi aku tak bisa ikut bermain dengan mainannya yang baru-baru dan bagus-bagus, rasanya aku tak pantas dan juga nanti malah ada hal lain yang tidak kuinginkan...

Bagaimanapun, aku tetaplah senang meski hanya bisa mengambil kaleng-kaleng dan plastik dari rumah itu.

 

Aku juga pernah diajari sholat oleh yang mengajariku baca tulis, tapi aku jarang memakainya sehari-hari – soalnya aku masih harus mencari beberapa ribu rupiah untuk bisa mengganjal perutku, kadang seharian belum tentu semua barang yang terkumpul laku dengan harga banyak... malah sehari pernah aku mendapatkan hanya lima ribu saja, saat aku sakit... jadi siapa yang memberiku makan, jika aku tidak bekerja seperti ini. Sangat jarang ada yang peduli padaku, kebanyakan mereka malah mengusirku karena merasa jijik dengan pakaian dan keadaan diriku...

Apa karena aku jarang sholat, ya... karena kata orang yang mengajariku itu, sholat dan do’a bisa memperlancar pekerjaan di dunia ini... jadi hanya pada Allah-lah tempat bersandar atas segala yang terjadi...

Aku jadi ingin sekali berdo’a supaya bisa seperti pemilik rumah itu...

Tapi bagaimana caranya, semoga aku ketemu lagi dengan orang itu nanti – agar aku bisa lebih tahu lagi tentang sholat dan do’a...

 

Tapi sekarang... aku mau kembali mengambil sisa-sisa kaleng dan plastik yang terbuang di jalan atau tempat sampah... tak perlu memikirkan yang tidak-tidak, atau bermimpi yang tinggi bisa seperti pemilik rumah itu...

No comments: