Kamis, 2 Rajab 1428 H / 16 Agustus 2007 M
9.40
Judul ini juga terambil dari sebuah diskusi bersama teman.
Waktu berjalan dengan begitu cepat dan usia kita pun semakin merangkak senja. Apa saja yang sudah saya lakukan selama beberapa waktu ini yang terlewati, seolah mengisyaratkan bahwa memang semua yang ada ini hanya sementara adanya. Tidak ada yang abadi...
Kecuali hanya Allah SWT.
Dari sekian waktu yang terlewati itu, kisah-kisah yang mengajarkan akan arti kehidupan begitu berarti bagi saya, dan saya merasa di sanalah pembelajaran itu harus terus dilakukan sepanjang usia agar jangan ada yang tertinggal dalam menambah pengetahuan dalam kehidupan ini.
Menjadi orang yang tertinggal memang tidak enak... sebagaimana ketinggalan bus... ketinggalan jemputan... atau ketinggalan suatu barang yang diperlukan di suatu tempat. Semisal dompet yang tertinggal di rumah...
Pernahkah... kita bayangkan dan coba merasakan ketertinggalan kita dalam ilmu, akhlak dan sebagainya... adalah sama semisal kita ketinggalan jemputan, atau meninggalkan barang penting di rumah, kehilangan barang yang penting, ditinggal oleh orang yang dicintai. Uh, teruk-lah kata orang Malaysia.
Ketertinggalan kita dalam hal ini mungkin bagi orang lain terlihat kecil...namun bagi saya ini sangat besar. Mungkin di waktu yang sudah saya lewati, ternyata saya masih saja berasyik masyuk dengan indahnya dunia ini dan melewatkan waktu demikian saja tanpa perubahan apa-apa.
Padahal seperti yang sudah tertulis di atas...bahwa waktu sudah semakin merangkak senja, lantas kapan waktunya memperbaiki diri jika tidak dari sekarang dimulai dan benar-benar dilakukan.
Bukankah ampunan-Nya Maha Luas, lebih luas dari dosa-dosa dan kesalahan kita yang sudah mengangkasa?
Begitu tidak enaknya tertinggal...dan tentu membutuhkan banyak waktu untuk mengejar ketertinggalan kita. Waktu yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar sampai di tempat tujuan dengan selamat dan penuh kerinduan kepada-Nya. Dan semoga perjalanan kita dalam menempuh ketertinggalan kita adalah lebih jauh dari semua ketertinggalan kita sebelumnya. Sehingga bekal kita memadai dan layak untuk diberikan kepada-Nya dengan segenap hati.
Jadi...
Masihkah saja diri terdiam di sini atau segera mengejar ketertinggalan kita?
Marilah bersama-sama menuju keridloan dan cinta-Nya semata.
Walaupun berat halangan dan rintangan kita di jalan ini, tetaplah kita berlari dan jangan ragu untuk menempuhnya. InsyaAllah dimudahkan pada kita untuk menempuhnya...
Allahu Akbar!!
:) lagi...lagi...
No comments:
Post a Comment