Entah kenapa saya sulit memejamkan mata di malam kali ini. Saya menelepon teman dan membicarakan beberapa rencana. Meskipun rumah kami agak berdekatan, namun tak mudah untuk bertemu karena kesibukan masing-masing (wei... sibuk, yach...), lantas saya pun membaca dan menulis.
Beberapa waktu setelah kepergian bersama teman-teman FLP ke Tenggarong, saya punya beberapa PR yang harus diselesaikan (tidak anak sekolah aja yang punya PR, nih...)... memberikan data-data tentang FLP Balikpapan ke FLP Kaltim, menghubungi Pak Wali dan Wawali untuk keberangkatan tim FLP ke Jakarta bulan ini...
Bismillah...
Dicampur kesibukan kerja yang tak sempat pula meng-up date webblog saya... dan semua harus mencari celah untuk bisa diselesaikan. Saat saya sedang mendata buku-buku yang akan mengisi pustaka yang saya buat di rumah kontrakan (karena ada titipan buku juga dari teman...), sambil menelepon teman saya mengatakan bahwa murid-murid privat dan ia meminta saya untuk dapat mengajar kembali, menggambar dinding kelas yang belum saya selesaikan, lalu ada murid tambahan dari SMP dan SMA untuk saya...
Hmmm...
Lalu ia juga mengatakan akan memberikan amanah pada saya tentang anak-anak privat, karena ia sendiri juga sedang mengandung, lantas penjelasan yang lainnya ... Dan saya hanya mendengarkan panjang lebar semua apa yang ia katakan...
Wahai sahabat...
Saat ia berbicara, saya malah berpikir entah kemana... pertanyaan demi pertanyaan mengalir... mampukah saya...?
Dan sekilas saya melihat judul di sebuah majalah Islami yang baru saya data, “jika tidak mampu... tinggalkan saja...”
Tentu berbeda ‘bisa’ dengan ‘mampu’...
Saya masih berpikir dan mencerna semuanya...
Jika ia melahirkan nanti, anak-anak juga kasihan jika ditinggalkan... tidak ada yang mengajar... di FLP juga sedang menunggu berira dan karya teman-teman ke depan... belum lagi yayasan dan pustaka yang akan saya tangani...
Subhanallah...
Mampukah saya...?
Sampai-sampai teman saya yang satunya ingin menta’arufkan saya dengan teman suaminya...
“Biar ada yang mendukung,” katanya...
Saya cuma cengar-cengir seperti biasa...
“Kayaknya udah banyak ta’aruf nih, mbak...” kata saya.
Dia Cuma tersenyum saja... mungkin ia juga tahu kalau saya banyak gagal dalam ta’aruf... hehe, padahal perihal ini sudah saya niatkan sejak usia 21 tahun... tapi memang belum saatnya...
Lhah, kok malah bahas ini, thoh...
Yakinlah ia pasti datang, Allah masih menyembunyikan...
Akhirnya saya pun membuat peta perencanaan di tahun yang tinggal separuh ini... meski bagaimanapun, semoga saya tidak mengecewakan diri saya sendiri, hehe... maksudnya semuanya...
Alhamdulillah, semoga kepercayaan yang diberikan pada saya tidak menjadi fitnah maupun keburukan... dan menjadi perbaikan dari tiap detik waktu...
Belum juga saya selesai, saya pun belum membahas tentang bisnis yang ingin saya jalankan... kapan sempat dan akan dicicil, yach...? sedang yang lain sedang menunggu minta diajarkan komputer, menyulam, membuat kue, meminta ide (subhanallah, seorang temen menelpon minta ide...) dan lain-lain...
Wahai sahabatku semua...
Likah tidak tahu kapan ada waktu untuk semuanya itu, sungguh seribu maaf tertuang pula untuk teman-teman di Multiply... saya pun tak sempat bersilaturahim dan membaca (jadi ijinkan saya untuk copy paste, biar bisa terbaca jika luang), eh... ijin kok di rumah sendiri, yach... hmm, barangkali ada yang ngebaca tulisan ini, hehe...
Semoga belajar dan terus belajar pada kehidupan selalu dialirkan tiap waktu...
Sungguh, hanya harapan dan keinginan untuk berkarya serta bercermin dari sahabat semualah, semangat itu mengalir seperti mata air yang menderas...
Semua ujungnya dengan mengharap ridho-Nya semata...
Kayuhan langkah tak kan usai, hingga generasi-generasi terus tumbuh menjadi bakti pada agama Allah...
Maka, semoga apa yang terupayakan... adalah dalam keridhoan-Nya...
Bersama berjuang, tegapkan langkah dan tak ada kata menyerah... seperti “Bingkai Kehidupan.”

3 comments:
Iya...diijinin kok he..he..he..
jazakumullah ya akhi...
Amin!
Post a Comment