Isobaga maware seta no nagabashi
Hmm... saat segala sudah harus cepat dan saya akan terlambat, kata-kata di atas seperti menguap pergi entah kemana...
Biasanya saya melambaikan tangan atau menganggukan kepala jika harus menyelip dan melewati kendaraan-kendaraan lain. Dalam hati hanya terucap kata yang tak tertampak, “Maaf, saya sudah hampir terlambat,” atau “Maaf, sedang tak enak badan, jadi harus cepat...!”
Tentu saja tak ada yang mendengar, namun saya berusaha sebisa mungkin tidak membunyikan klakson, meskipun di saat rasa tak sabar menunggu kendaraan yang berjalan pelan.
Tapi di saat tidak terlambat, tentu saya lebih senang dan dapat menikmati perjalanan sambil menghirup segar udara pagi.
Pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari tentu harus ekstra sabar, karena semua pekerja pulang pergi pada jam yang bersamaan. Belum lagi bergelut dengan kendaraan-kendaraan besar... wah, saya berusaha menyingkir selain menghindari pula berkendaraan di belakang angkot yang suka berhenti mendadak.
Karena saya pernah terjatuh di belakang angkot dengan sedikit luka di tangan dan kaki, setelah itu sopir angkot pun pergi tanpa pamit... sedang penumpangnya yang turun malah menolong saya, grrrr... agak kesal ketika itu...
Jadi, sekarang saya usahakan agar tidak serba terburu dan cepat-cepat... karena terasa tidak nyaman sekali.
Bukankah terburu-buru juga termasuk perbuatan syetan?
Ya... semoga saja tidak demikian dan bisa menjadi lebih baik lagi dalam hal ini...
InsyaAllah...
15.40
No comments:
Post a Comment