Wednesday, 17 December 2008

[my journey - part 4] – Menelan koin 25 rupiah...

Aku bermain bersama teman-teman tetanggaku... petak umpet, patil lele, gasing hingga masak-masakan... dan tahukah, kawan...?

Aku selalu menjadi anak bawang... main petak umpet ketemu, gak disuruh ganti jadi penjaga... main masak-masakkan, aku tinggal makan saja... pokoknya enak... karena sekali lagi... aku dianggap anak ragil dan paling kecil di antara mereka, hehe...

Ada enaknya juga, tapi jadi nggak seru...

Saat kami sedang main petak umpet, aku sedang duduk-duduk di depan rumah yang ada bangku semennya... yang satu sibuk mencari, yang lain sibuk bersembunyi... entah kenapa, hari itu aku masih punya uang 25 rupiah... tidak kujajakan sama sekali uang sakuku itu...

Kawan masih ingat, kan? Itu lho... koin 25 rupiah... ingat, kan? Ingaatt...

Baiklah...

Aku membolak-balik koin itu dan aku sedang sendiri di bawah pohon jambu air yang berwarna merah muda... tak ada ulat besar yang celungak-celunguk, tak ada lebah yang menyengat... “Heeek!”

Aku menelan koin tadi... celaka dua belas... aku mendelik seperti sapi kepotong saat kurban...

Ampun... masih nyangkut di tenggorokan...

Ternyata aku usil memasuk-masukkannya ke dalam mulut, mungkin karena nggak diajak bermain...

Lalu teman-temanku berdatangan...

“Kenapa?” mereka pada bertanya...

Aku tak berani berkata-kata, udah mo nangis... lalu salah satu dari mereka seperti mengerti langsung melarikanku ke dalam rumah dan bertemu nenek serta tetanggaku yang berkunjung... ia mengatakan kalo aku menelan koin 25 rupiah... ayah dan ibu sedang mengajar, jadi belum pulang...

Segera aku dibelikan krupuk yang digoreng dengan pasir dan bawang putih, dinamakan orang “Krupuk Upil” karena rasanya agak asin... ragu-ragu kumakan dan nggak tahu apa maksudnya disuruh cepat makan...

Tiba-tiba aku muntah... dan keluarlah krupuk yang sudah kukunyah... dan... koin tadi ikut keluar, rupanya...

Oh, ternyata itu cara mengeluarkan benda keras di tenggorokan... baru tahu, aku...

Syukurlah... aku bisa bernapas lega, meski aku merasa lemas sekali... tobat..!!

Gak bakalan main-main lagi dengan koin...

Eh, tunggu...! di masa setelah itu aku masih bermain juga dengan koin... koin-koin plastik karambol maksudku...

Benar-benar belum bisa terbebas dari koin, rupanya...



(to be continued... next : Melati yang tak harum untukku...)

1 comment:

Semangat Javan said...

wah krupuk upil"""! mantep banget klo dimakan ma rujak buah..