Friday 17 February 2012

(2) Ini tentang my lovely daughter… Zahrah…

Menjelang kehamilan 1,5 bulan, aku benar-benar tak berdaya. Tak bisa mencium bau apa saja, baik nasi yang sedang dimasak, sabun, apalagi parfum, wuaaah. Lemes banget. Ketika itu bulan puasa Ramadhan, aku mencoba berpuasa, hanya tahan selama 2 minggu saja. Sisanya aku tidak puasa sama sekali. Apalagi menjelang 10 hari terakhir puasa itu, suami ikut I’tikaf di masjid dekat rumah kontrakan. Meski dekat, tapi ia ingin menyelesaikan I’tikafnya sampai menjelang malam Hari Raya.

MasyaAllah, hati seperti diaduk-aduk perasaan sedih, ingin terus bersabar dan semua rasa-rasa lainnya. Aku hanya keluar untuk membeli makanan seadanya saat sedang kuat, berupa jajanan khas Ramadhan atau mie pangsit. Setelah itu banyak kugunakan untuk tidur saja .

Aku baru makan nasi lengkap dengan lauk pauknya ketika suami sudah selesai pulang I’tikaf. Itupun tak bisa banyak, karena memang gak nyaman untuk makan.

Aku hanya terdiam saat itu, tak bisa berkata-kata apalagi. Yang penting suami sudah pulang, dan ada yang menjagaku di saat-saat seperti ini.

Syukurlah, mual-mual itu hanya bertahan 3,5 bulan. Setelah itu aku jadi sangat lahap makan.

Usia kandungan 4 bulan, aku memotret walimah temanku. Usia 6-8 bulan aku jadi asisten Bu Dokter sekaligus istri dari suami yang juga dokter, ketika ada kampanye untuk pemilihan walikota, sesi dokumentasi. Pokoknya si janin kuajak kemana saja sampai ke pelosok-pelosok kota Balikpapan yang belum pernah kukunjungi. Usia 8 bulan selanjutnya, aku ijin untuk berhenti, takut jika terjadi kontraksi dini seperti yang diceritakan teman-temanku jika terlalu capek.

Namun di usia 8 bulan, justru teman dekatku walimah juga, alhasil aku memotret kembali acara walimahnya tersebut.

Di usia kandungan 8 bulan itulah, aku sempat mimisan 2 kali. Mengingat aku punya riwayat mimisan juga waktu kecil sampai SMP, aku pun berkonsultasi pada dokter yang berbeda sejak enam bulan, tepatnya di tempat praktek bidan. Syukurlah diperiksa darah, semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah dengan kondisi janinku terkait mimisan itu.

Menjelang dua minggu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL) tanggal 16 April 2011, aku malah jatuh dari toilet dan kaki kiriku berdarah serta luka besar . MasyaAllah. Takut jika sampai kelahiran lukanya belum sembuh dan aku sulit berjalan. Setelah beberapa hari sakit sekali, akhirnya manggil tukang urut dekat rumah. Kemudian kukompres dengan obat kuning, sehingga luka tersebut cepat kering.

Menjelang HPL yang kian dekat, syukurlah lukanya sembuh dan sudah membaik seperti semula. Hanya saja meninggalkan bekas luka yang panjang dan menimbulkan keloid.

Yang penting semuanya dimudahkan oleh Allah SWT. Alhamdulillah .

Tanggal 5 April 2011, aku memeriksakan diri untuk ke bidan, karena semakin dekat waktu kelahiran, maka pemeriksaan menjadi rutin. Ketika diperiksa, aku sudah bukaan satu. Jika dalam kurun waktu sepekan aku belum nambah bukaan, aku diminta datang kembali tanggal 11 April 2010.

Oleh teman suami yang juga bidan di sana, disuruh kembali ke rumah, karena belum waktunya. Tidak boleh cemas, panik atau apa saja yang membuat tidak nyaman. Aku diminta tetap tenang sambil terus banyak beristighfar serta mempraktekkan pelajaran yang aku dapat dari senam hamil di tempat bidan yang sama. Bahkan di tanggal 9 April 2011, aku masih mengikuti acara MUSCAB FLP di Balikpapan Baru, padahal kaki sudah bengkak, dan teman-teman di sana khawatir jika aku melahirkan di sana. Alhamdulillah, Allah begitu baik sekali. Aku mengikuti acara hingga selesai dan semua masih seperti semula.

Tidak biasanya, aku ingin sekali makan durian. Padahal setengah mati, seumur-umur tidak suka dengan buah itu, baunya, rasanya, euuuhhh, gak nahan pokoknya. Saat itu tanggal 10 April, hari miiladku. Aku pun mentraktir suami beli durian, karena dia emang maniak durian. Tidak hanya makan di tempat, kami beli lagi 2 buah dibawa pulang. Ealah, apa si kecil di dalam perut lagi pengen durian, yah? Sangat tidak biasa bagiku makan buah yang tidak disukai jadi lahap gitu, eleuh-eleuh…

Saat akan tidur malam itu, aku menemukan sesuatu di bantal. Waaah, ada boneka imut dan lucu sebagai kado milad, plus sms cinta dan juga kata suami dia sebenarnya pengen beli dua hadiah, tapi yang satu gak ketemu katanya, jadi cuman satu aja. Walah, hehehe, gak papa .

Malam itu tidur dengan nyenyak. Hanya masih terjadi kontraksi-kontraksi palsu saja. Syukurlah.

Tanggal 11 April 2011, kami kembali ke bidan siang harinya. Oleh bidan dikatakan untuk siap-siap sakit nanti malam. Aku jadi deg-deggan, tapi tetap mencoba untuk tidak khawatir dan gelisah.

Sore aku dikunjungi mama’ dan adikku ke rumah kontrakan, ditanya kapan lahiran, dan aku jawab menunggu hari, sambil makan gorengan, heuuu…

Selesai Maghrib apa Isya’ lupa gitu, suami pergi ke pengajian rutinnya di hari Senin itu. Aku jadi senang karena ingin jalan-jalan sendiri ke Mall BC untuk mencari sesuatu di sana yang special. Aku melakukannya diam-diam, dan suami tidak mengetahui rencanaku itu .

(to be continued)

No comments: