Wednesday, 30 April 2008

menyemangati diri dengan puisi...

Saat ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti

Menjejakkan kaki melewati jalanan berduri

Karena sudah demikianlah perjalanan yang indah menuju-Nya

Begitu sempit bagi yang cinta dunia               

Begitu luas bagi yang cinta pada-Nya

Seperti ungkapan seorang kawan dalam madahnya

Letakkan dunia dalam genggamanmu

Letakkan akhirat dalam hatimu

 

Sisa-sisa waktu amat jauh meninggalkan meski sedetik berlalu

Karena ia tak bisa kembali meski penuh dengan indah kenangan

Mungkin sebagai pembelajaran

Mungkin sebagai pengetahuan

Bahwa waktu terus berjalan membawa jatah usia yang kian berkurang

Perlahan tapi pasti

Satu persatu semua jiwa akan meninggalkan jasadnya

Maka teringat lagi pesan ‘ingatlah pada kematian’

 

Saat lentera hati telah redup cahayanya

S’moga bisa purnakan sebentuk bintang disana

Dengan terus berbenah melengkapi sisa-sisa yang terserak

Bahwa segala harus tundukkan jiwa pada-Nya

Ini catatan dunia

Dunia diri yang harus menorehkan amalan

Sebagai himpunan pertanggungjawaban di hadap-Nya

 

Yaa Rabbi...

Ijinkan aku tak menyakiti meski tersakiti

Ijinkan aku agar bisa menjadi yang terbaik meski tidak sempurna dalam kebaikan

Dan menjadi keindahan perilaku meski fisik tak indah terpandang

Karena hanya dengan ridlo-Mu-lah aku bisa berjalan

Mencari arti kehidupan dengan setiap pembelajaran

Dan pada penghujung cinta-Mu yang agung

Kusemaikan pupuk cinta yang dalam sedari awal

Aku hanya ingin menuju-Mu...

 

Di setiap kata dan langkahku

S’moga tak berisyarat mengayunkan banyak kesalahan

Karena kata ibarat pedang pembunuh lawan

Sedang langkah adalah juga jejak yang tak bisa terulang, jika ia tersalah

Maka ijinkan aku terus berupaya

Menjaga dan membawanya hanya pada keridloan-Mu...

 

InsyaAllah...

InsyaAllah...

InsyaAllah...

1 comment:

Muhammad Darwis said...

syukran atas santapan rohaninya, mbak..